Menyambung postingan saya
sebelumnya, saya ingin menulis tentang keluarga saya.
Keluarga adalah hal terpenting
dalam hidup saya. Jika tidak ada ibu saya, tentu saya tidak ada, jika tidak ada
bapak saya, tentu saya juga tidak akan terlahir ke dunia ini, dan jika tidak
ada kedua kakak saya sangat dapat dipastikan saya tidak akan ada di dunia ini
dan memiliki dua orang kakak yang sangat hebat.
Keluarga saya bukanlah keluarga
yang setiap minggu kumpul bersama, pergi bersama, merasakan kebahagiaan saat
liburan bersama. Bukan. Keluarga saya adalah keluarga yang sangat peduli dengan
kepentingan masing – masing anggota keluarganya. Keluarga saya tidak semuanya
tinggal bersama. Kakak pertama saya tinggal di Solo untuk melanjutkan
pendidikan, kakak kedua saya sempat 6 bulan di luar kota dan 6 bulan di luar
negeri, dan ya orang tua saya hanya tinggal berdua di rumah. Saya adalah anak
terakhir di keluarga ini, dan saya jugalah anak terakhir yang memutuskan untuk
tidak tinggal di rumah dengan alasan melanjutkan pendidikan di luar kota.
Entah ini kebetulan atau tidak,
berawal dari kakak pertama saya yang memutuskan untuk tidak tinggal di rumah
saat berumur 15 tahun atau saat akan melanjutkan pendidikan ke SMA. 2 tahun
kemudian, disusul oleh kakak kedua saya yang memutuskan untuk melanjutkan SMA
di tempat yang sama dengan kakak pertama saya. 3 tahun kemudian saya memutuskan
untuk melanjutkan SMA di kota yang sama seperti kakak – kakak saya. Tetapi saat
saya pindah ke kota tersebut, kakak – kakak saya sudah pindah lagi ke kota 2
kota yang berbeda. Pada intinya, entah kebetulan atau tidak, kami bertiga sama –
sama memutuskan untuk belajar hidup sendiri di luar rumah saat mulai masuk SMA.
Saat saya pindah, ibu saya berbicara seperti ini “
kalian bertiga sama ya kayak ibu, sama – sama keluar rumah umur 15 tahun.” ,
ibu saya pun memutuskan untuk tidak tinggal di rumah saat umur 15 tahun karena
ibu saya masuk ke sekolah perawat yang dimana para siswinya diwajibkan untuk
tinggal di asrama sekolah perawat tersebut.
Pertama kali saya pindah, saya
melihat teman – teman saya yang juga memutuskan hal yang sama, pada hari
pertama pindah ada beberapa dari mereka yang menangis karena home sick. Tapi saat saya pertama kali
pindah, saya sama sekali tidak menangis karena meninggalkan rumah. Mungkin ini
semua dikarenakan saya telah memiliki 2 contoh sebelum saya, yang juga tidak
tinggal di rumah saat umur 15 tahun. Jadi, saat saya melihat teman – teman saya
menangis, jujur saya bingung. Saya sempat menghubungi orang tua saya dan
bertanya seperti ini “ kenapa temen – temen aku nangis ya padahal baru hari
pertama? Kok aku gak nangis juga ya?” , tanya saya kepada orang tua dan kakak
saya, dan mereka hanya tertawa mendengar pertanyaan saya.
Jujur, saya bangga dengan diri
saya sendiri. Saya adalah satu - satunya anak perempuan di keluarga saya dan
saya adalah anak terakhir, tapi saya berani keluar dari zona aman saya, saya
berani berhadapan dengan segala resiko di luar sana. Karena, saat saya masih
tinggal di rumah, saya selalu diantar jemput oleh orang tua saya, dan saat saya
memutuskan untuk pindah, saya harus belajar pulang dan pergi sekolah sendiri. Saya
yang biasanya apa – apa bergantung dengan orang tua saya, saya harus memutuskan
sesuatu hal itu sendiri dan harus yakin dengan segala resiko yang akan terjadi.
Banyak hal yang saya pelajari
selama kurang lebih 3 tahun tidak tinggal bersama orang tua. Seperti kemandirian,
keberanian ( ya, karena saya termasuk anak yang cukup takut dengan berbagai
macam hal ), saya juga harus berani mendapat tantangan apapun di dalam hidup
saya dan harus menyelesaikannya sendiri, dan saya harus berani keluar dari zona
aman saya. Karena menurut saya, jika kita selalu hidup di dalam zona aman saja,
kita tidak bisa melihat berbagai tantangan dan rintangan hidup di dalam
kehidupan kita dan di dunia luar yang sebelumnya belum pernah kita rasakan. Saya
sangat bersyukur pula, bahwa keluarga saya sangat mendukung keputusan saya
untuk belajar hidup sendiri saat umur saya masih sangat muda. Walaupun saya
tahu, bahwa sebenarnya pasti ada rasa sedih dari orang tua saya karena mereka
hanya tinggal berdua setelah saya pindah. Bagaimanapun keluarga tetaplah zona yang paling aman sampai kapapun.
No comments:
Post a Comment